Film ini menceritakan tentang perubahan Longser tradisional menjadi modern, namun tetap kental akan nilai-nilai budaya Sunda. Cerita yang disajikan Longser dibawah rumah produksi Anka Adika Production ini tetap membawakan cerita rakyat sunda namun dengan nuansa modern. Seperti alat musik diganti dengan musik band, penggantian lagu dengan lagu yang sedang pop serta tarian modern, namun bahasa yang digunakan campuran dari bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Seorang tokoh yang menjadi pendorong Longser Gaul ini adalah, Kang Anton. Laki-laki yang menamatkan pendidikan cinematogafi di Universitas Islam Bandung ini, tergerak untuk terus berkarya melalui drama teaterikal. Kang Anton mampu mengajak anak muda Bandung untuk ikut berkarya. Hanya saja sanggar ini sampai saat ini masih dalam pembiayaan Kang Anton bersama istri, tanpa ada bantuan dari pemerintah. Kang Anton bertanggung jawab dalam proses produksi sedangkan sang istri dalam manajemen produksi. Ide cerita, penulisan naskah, dan sutradara adalah tugas Kang Anton bersama muridnya yang telah lama berada di Sanggar Anka Adika. Longser belum lengser, jika masih ada seorang seperti Kang Anton di tanah Sunda.