Setahun kemudian, Ian memutuskan untuk bekerja di salah satu kantor perusahaan. Sifat kemalas-malasan membuatnya sering bangun telat. Akibat sering telat, Ian terpaksa harus dipecat. Ian menemui teman lamanya, Ricky. Biasanya Ian merasa tenang dengannya. Hari sudah menjelang sore. Ian berniat untuk menginap di rumah Ricky. Dalam perjalanan, Ian tak sengaja menemukan sebuah Flashdrive tergeletak di aspal jalan. Karena penasaran, Ian membawanya. Sampailah di rumah Ricky. lewat laptop Ricky, Ian mengecek isi dari flashdrive tersebut. Ternyata hanya sebuah daftar bisnis. Tetapi beberapa saat kemudian, laptop tersebut menjadi rusak, seperti ada yang mengakses dari luar. Rupanya dibobol lewat flashdrive tersebut. Ian dan Ricky pun akhirnya memutuskan untuk mencari tau pemilik flashdrive tersebut. Di lain tempat, Tutung mendatangi sebuah markas, Tutung datang bersama bawahannya, termasuk Rio, anak bawah andalannya. Sesampainya disana, Tutung disambut oleh seseorang bernama Febrian. Lalu bawahan Tutung disuruh menunggu diluar agar tidak terjadi kericuhan. Di dalam, mereka melakukan bisnis. Diduga Febrian memesan narkoba jenis sabu. Bisnis pun berjalan lancar. Setelah barang ditangan Febrian, anehnya Febrian membunuh Tutung. Terdengarlah suara pistol oleh bawahan Tutung. Mereka berusaha masuk, akan tetapi mereka sudah dalam pengaruh bawahan Febrian. Lalu dengan tembakan pistolnya, Febrian membunuh satu per satu bawahan Tutung. Adapun Rio hanya bisa teriak dan menangis. Tetapi alhasih Febrian tidak membunuhnya. Febrian adalah pendiri Organisasi Anti Terorisyang bertugas melenyapkan terorisme dan premanisme.