Tujuh bulan lalu setelah kematian Kaca, Ginta masih belum bisa menerima kepergian istrinya. Rasa penyesalan karena kegagalan untuk mengobati kanker serviks yang diderita oleh Kaca, membuat Ginta semakin tertekan. Sebagai seorang dokter kanker, ia telah banyak menyembuhkan pasien kanker. Namun berbanding terbalik dengan apa yang terjadi kepada istrinya. Kaca meninggal ketika Ginta berjuang keras untuk menyembuhkan penyakit istrinya. Ginta tidak mampu untuk membendung kesedihan, sehingga ia merasa hilang dan dicampur dengan rasa bersalah. Bayang-bayang sementara Ginta menjalani periode kebahagiaan dengan istrinya slalu menghantui Ginta. Ginta memutuskan untuk tidak meguburkan tubuh istrinya. Sebagai bentuk kasih sayang yang mendalam Ginta menyemanyamkan tubuh istrinya dalam kasus kaca dan melestarikannya dengan kimia obat2an. Dalam kesendirian, Ginta disertai dengan boneka manekin. Untuk Ginta, boneka itu menjadi bentuk istri pengganti. Untuk melampiaskan rasa kesepian dan kerinduan untuk pengobatan istrinya.